BOGOR – Periode Agustus 2015 Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Satwa Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) menyelamatkan lima ekor kukang eks peliharaan. Ke-limanya berasal dari serahan pemelihara secara sukarela ke YIARI dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat. Ke-lima ekor kukang jawa itu terdiri dari dua ekor jantan, dua ekor betina dan satu ekor bayi kukang. Mereka diberi nama Panpan, Cipan (bayi kukang), Kokom, Iwake dan Tara.
Panpan dan Cipan berasal dari serahan pemelihara yang mengikuti program Penerimaan Pengembalian Kukang (PPK) YIARI pada Agustus 2015. Sementara Kokom, Iwake dan Tara adalah kukang serahan pemelihara BKSDA Ciamis dan BKSDA Bogor. BKSDA kemudian menitiprawatkan serahan kukang itu kepada Pusat Rehabilitasi YIARI di Ciapus, Bogor, Jawa Barat untuk dipulihkan sifat liarnya dan dikembalikan ke habitat alaminya. Dari ke-lima kukang itu, dua diantaranya memiliki hubungan darah, yaitu Panpan dan Cipan.
“Panpan adalah induk kukang yang melahirkan Cipan di dalam kandang peliharaan pada 10 Juli 2015 lalu,” ujar staf medis YIARI, drh. Nur Purba Priambada.
Pemeliharanya adalah seorang guru piano yang tinggal di Jakarta. Dia mengaku mendapatkan Panpan dari kerabatnya pada Mei 2015. Selama dipelihara, pada bulan pertama Panpan tidak mau makan dan tidak banyak aktivitas. Dia juga pernah dibawa ke dokter hewan sebanyak dua kali, tetapi nafsu makannya belum membaik.
Pemiliknya kemudian ingin mengembalikan mereka ke habitat alaminya lewat Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi YIARI setelah mendapat informasi dari internet bahwa kukang adalah satwa liar dilindungi. Sesampainya di pusat rehabilitasi YIARI pada 7 Agustus 2015, Panpan dan Cipan segera menjalani pemeriksaan medis. Hasilnya, kondisi gigi Panpan sudah banyak yang dipotong, seperti gigi taring, gigi seri dan gigi geraham bagian depan.
“Kondisi gigi yang sudah dipotong itu juga berpengaruh pada nafsu makan Panpan, itu juga yang mengakibatkan postur badan Panpan pun terlihat kurus,” kata drh. Purba.
Sementara Cipan si bayi kukang selalu menempel di perut Panpan. Bayi kukang itu mengalami konjungtivitas, yaitu matanya mengalami infeksi sehingga terjadi pembengkakan. Untuk itu, Cipan perlu menjalani treatmen untuk pemulihan. “Setelah sekitar dua minggu menjalani upaya pemulihan, bengkak dan radang di mata Cipan sekarang sudah berkurang,” ujarnya.
Setelah Panpan dan Cipan, tim YIARI juga menyelamatkan dua ekor kukang jawa serahan masyarakat ke BKSDA Ciamis. 11 Agustus 2015, tim YIARI bergerak ke kantor Bidang KSDA wilayah III Ciamis Jawa Barat untuk memeriksa Kokom dan Iwake. Keduanya adalah kukang jawa berjenis kelamin jantan. Dari hasil pemeriksaan medis, Kokom mempunyai masalah kesehatan dan perilaku yang abnormal. Ada kebotakan pada daerah perut dan testis. Perilakunya abnormal pada posisi berjalan, sementara kondisi gigi masih utuh. Ditemukan peluru senapan angin pada daerah lengan kanan dan mata atas bagian kiri.
“Kokom membutuhkan penanganan lebih lanjut, tim kemudian membawanya ke Pusat Rehabilitasi YIARI Ciapus Bogor untuk menjalani perawatan medis dan proses rehabilitasi,” ujar staf medis YIARI, drh. Fitri Yanti yang saat itu melakukan penjemputan.
Berbeda dengan Kokom, kondisi Iwake cukup baik dan sehat. Fisiknya bagus, giginya masih utuh dan perilakunya menunjukkan sifat satwa liar. Oleh sebab itu, Iwake segera ditranslokasi (dipindahkan) ke kandang habituasi di Gunung Sawal untuk dilepasliarkan. Di kandang habituasi yang berada di tengah hutan, Iwake dibiarkan beradaptasi dengan habitat liar. Sehingga, naluri satwa liarnya bisa kembali dengan sendirinya.
Staf Survey Release Monitoring (SRM) YIARI wilayah Ciamis, Hilmi Mubaroq mengatakan setelah beradaptasi selama dua minggu di kandang habituasi Gunung Sawal, perkembangan perilaku Iwake sangat bagus. “Kondisi Iwake mirip dengan kukang-kukang sebelumnya yang telah dilepasliarkan di Gunung Sawal, tingkat survival mereka selama di alam sangat bagus. Mudah-mudahan, nantinya Iwake pun seperti itu,” kata Hilmi. Rabu, 26 Agustus 2015 Iwake akhirnya keluar dari kandang habituasi dan dilepasliar di kawasan hutan Gunung Sawal. Saat ini, tim masih melakukan pemautauan Iwake di lokasi lepasliar.
Masih dalam minggu yang sama di bulan Agustus, YIARI kembali menyelamatkan satu ekor kukang jawa berjenis kelamin betina eks peliharaan. Kukang bernama Tara itu berasal dari serahan pemelihara di Depok ke BKSDA Bogor. Setelah menerima laporan, tim bergerak menjemput Tara ke BKSDA Bogor kemudian memeriksa kondisi awalnya. Tara yang disimpan di dalam kandang berjeruji besi itu tampak masih berperilaku liar. Dari pemeriksaan tim medis, kondisi gigi Tara juga masih utuh. Saat ini Tara juga sedang menjalani rehabilitasi di YIARI untuk segera dilepasliarkan.