Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

25 Mar 2024
Admin YIARI

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

oleh | Mar 25, 2024

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam.

Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata tersebut menghadapi risiko kepunahan di waktu dekat 😭

Beberapa jenis primata di Indonesia yang saat ini memiliki status kritis menurut International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) Red List, yaitu kukang, tarsius, makaka, surili, simakobu, dan orangutan (OU). 

Oleh sebab itu, cara paling awal yang harus kamu lakukan untuk turut serta dalam upaya pelestarian adalah mengenali jenis primata dengan status kritis tersebut.  

Yuk kita kenali jenis primata di Indonesia dengan status konservasi kritis di alam. Primata tersebut dikelompokkan ke dalam 6 kelompok atau genus ya Sob! 

1. Genus Nycticebus (Kukang)

Nycticebus bancanus (Denny Setiawan | YIARI)
Nycticebus javanicus (Denny Setiawan | YIARI)

Genus yang pertama adalah Nycticebus atau kukang. Kukang ya Sobat bukan Kungkang!  Kukang merupakan primata nokturnal yang secara morfologi termasuk primata kecil.

Banyak orang yang menyebutnya primata yang lucu sehingga memeliharanya, padahal ya Sobat kukang memiliki bisa di lengannya. Kukang menyalurkan bisa tersebut melalui gigitan. Gigitan kukang menyebabkan demam hingga pembengkakkan lho! 🤢

Menurut penelitian Ruskhanidar et al. (2017), terdapat 6 jenis kukang yang ada di Indonesia. Banyak sekali ya Sobat! 

Dari keenam jenis tersebut, dua diantaranya memiliki status CR atau kritis di alam. Siapa saja ya Sobat? Yaitu Nycticebus bancanus dan Nycticebus javanicus.

Nycticebus bancanus dikenal dengan kukang bangka karena habitatnya endemik di Kepulauan Bangka Belitung. Jenis kukang ini memiliki garis antar mata yang lebar dan warna punggung merah kecokelatan menyala yang khas. 

Selanjutnya Nycticebus javanicus yang dikenal dengan kukang jawa. Kukang jawa memiliki habitat di hutan-hutan Pulau Jawa. Kukang jawa ditemukan di hutan hujan dataran rendah hingga pegunungan dan perkebunan mulai dari Banten, provinsi paling barat, hingga Jawa Tengah. Kukang jawa memiliki warna rambut kelabu keputih-putihan. Pada punggung terdapat garis cokelat melintang dari bagian belakang tubuh hingga dahi. Rambut sekitar telinga berwarna cokelat serta di sekitar mata juga berwarna cokelat membentuk bulatan sehingga menyerupai kacamata.

Sobat, jumlah kukang bangka dan kukang jawa di alam mengalami penurunan. Hal ini disebabkan mereka kehilangan habitatnya, yaitu hutan. Selain habitatnya yang hilang mereka dijadikan hewan peliharaan dan perdagangan satwa. 

2. Genus Tarsius (Tarsius)

Mungkin Sobat jarang ya mengetahui primata yang satu ini? Tarsius merupakan primata kecil yang memiliki mata besar dan bulat. Sama halnya dengan kukang, tarsius aktif di malam hari (nokturnal). 

Tarsius tumpara (James Eaton | some rights reserved  (CC-BY-NC) | iNaturalist)

Tarsius memiliki kepala yang unik karena mampu berputar hingga 180 derajat ke kanan dan ke kiri. Seperti burung hantu ya Sob! 😅. Makanan utama tarsius adalah serangga seperti kecoa dan jangrik namun juga memakan reptil kecil. 

Di Indonesia terdapat 9 jenis tarsius, satu diantaranya memiliki status CR atau kritis di alam. Jenis tersebut adalah Tarsius tumpara.

Tarsius tumpara atau tarsius siau merupakan primata endemik Pulau Siau, Sulawesi Utara. Bukan hanya di Indonesia saja Sobat, primata ini masuk ke dalam 25 primata paling terancam punah di dunia 😭

Sama dengan jenis tarsius lainnya, tarsius siau memiliki warna tubuh abu-abu gelap dengan ekor yang panjang tidak berambut, kecuali pada bagian ujungnya. 

Mengingat wilayah habitat yang terbatas, ancaman utama tarsius siau adalah erupsi gunung berapi, Gunung Karangetang. Selain itu hilangnya habitat tarsius siau karena alih fungsi lahan menjadi pemukiman. 

3. Genus Macaca (Makaka)

Makaka adalah jenis monyet dengan ciri-ciri memiliki badan yang tegap, bagian bawah tubuh yang berwarna merah dan memiliki ekor panjang. Makaka cukup populer dan mudah dijumpai terutama di daerah kepulauan dengan iklim tropis. Kalau Sobat bisa sepopuler makaka tidak? 😎

Macaca nigra (msilver2 | all rights reserved  | iNaturalist)
Macaca nigra  (Michele Lin | some rights reserved (CC-BY-NC) | iNaturalist)
Macaca pagensis di Taman Safari, Jawa Barat (Sakurai Midori | (CC BY 3.0 DEED) | Wikimedia)

Terdapat 10 jenis makaka yang tersebar di Indonesia, namun dua diantaranya memiliki status kritis di alam 😭 Jenis tersebut adalah Macaca nigra dan Macaca pagensis.

Yaki merupakan nama lokal dari Macaca nigra yang tersebar di Sulawesi bagian utara dan beberapa pulau sekitarnya. Selain warnanya yang hitam, yaki memiliki ciri unik yaitu jambul di atas kepalanya. Ciri yang paling mencolok adalah terjadinya pembengkakkan pada bagian belakang betina (buttocks) dan berwarna kemerahan pada saat birahi. 

Dari Pulau Sulawesi kita ke Pulau Sumatra, Kepulauan Mentawai habitat dari primata endemik, Macaca pagensis. Primata ini memiliki nama lokal makaka mentawai atau bokkoi. Memiliki rambut berwarna cokelat gelap pada bagian belakang sedangkan pada bagian leher, bahu, dan bagian bawah berwarna cokelat pucat. Bagian pipi bokkoi berwarna lebih gelap daripada makaka lainnya. 

Yaki dan bokkoi menghadapi ancaman yaitu perburuan dan habitat yang hilang. Masih banyak masyarakat yang memburu yaki untuk dimakan. Habitat bokkoi terancam karena maraknya penebangan komersil untuk lahan perkebunan kelapa sawit. 

4. Genus Presbytis (Surili)

Genus Presbytis disebut juga dengan suliri namun banyak masyarakat Indonesia yang menyebut genus ini dengan nama lutung. Walaupun surili dan lutung berada dalam famili yang sama, namun lutung merupakan sebutan untuk genus Trachypithecus ya Sobat.

Presbytis percura  (IUCN Red List)
P. chrycomelas chrycomelas 
(Chien Lee | all rights reserved | iNaturalist)
P. chrycomelas cruciger 
(Burhanuddin Ihsan Alfani | all rights reserved | iNaturalist)

Di Indonesia jenis surili Presbytis potenziani, Presbytis percura, dan Presbytis chrysomelas memiliki status konservasi CR atau kritis. 

Oke, kita bahas satu-satu ya Sobat! 👍

Presbytis percura merupakan surili yang hanya ditemukan di Provinsi Riau, Indonesia. P. percura pada awalnya merupakan subspesies dari P. femoralis, namun analisis genetik mengungkapkannya sebagai spesies yang berbeda. 

P. percura umumnya berwarna hitam di bagian atas, dengan kepala abu-abu dan bagian bawah berwarna putih. Terdapat lingkaran mata yang tipis dan pucat. 

Presbytis potenziani dengan nama lokal joja merupakan surili endemik Kepulauan Mentawai. Joja berbagi wilayah habitat dengan Macaca pagensis (makaka mentawai atau bokkoi), Simias concolor (simakobu atau monyet ekor babi), dan Hylobates klossii (owa mentawai atau bilou).  

Joja memiliki ekor berwarna hitam, di bagian perut warnanya pucat hingga cokelat kemerahan, warna putih terdapat di bagian dagu, dahi dan pipi.

Presbytis chrysomelas merupakan primata endemik Kalimantan dengan 2 subspesies, yaitu P. chrycomelas chrycomelas yang seluruh warna tubuhnya hitam dan P. chrycomelas cruciger yang memiliki warna rambut pada tubuhnya dominan terdiri dari tiga warna yakni kuning, hitam dan putih.

Keberadaan surili terancam Sobat karena maraknya konversi hutan dengan perluasan perkebunan dalam beberapa tahun terakhir.

5. Genus Simias (Simakobu)

Simakobu yang memiliki nama ilmiah Simias concolor ini masuk ke dalam “The World’s 25 Most Endangered Primates” (25 Primata Paling Terancam Punah di Dunia) sama halnya dengan Tarsius tumpara ya Sobat 😣

Simakobu , Simias concolor (Sam Morton | CC-BY-NC-SA 02 DEED |  flickr)
Simias concolor (IUCN Red List)

Simakobu disebut juga dengan monyet ekor babi karena ekornya yang pendek dan sedikit berambut. Simakobu merupakan primata endemik Mentawai, Sumatra Barat. Tubuh simakobu berwarna hitam dengan hidung pesek dan terkesan menghadap ke atas. 

Terdapat dua subspecies Simias concolor, yaitu Simias concolor concolor dan Simias concolor siberut. Kedua subspesies ini memiliki wilayah habitat yang berbeda. Subspesies Simias concolor concolor mendiami Pulau Pagai Selatan, Pagai Utara, dan Sipora. Sedangkan subspesies Simias concolor siberut hanya dapat ditemui di Pulau Siberut. 

Populasi simakobu mengalami penurunan akibat perburuan liar dan rusaknya habitat. Hal ini sangat mengancam keberadaan simakobu yang merupakan satwa endemik Kepulauan Mentawai.

6. Genus Pongo (Orangutan)

Genus Pongo merupakan kelompok orangutan (OU) si kera besar satu-satunya yang berada di Indonesia. Namun, seluruh spesies pada genus ini kritis di alam Sobat! 😭

Kira-kira Sobat bisa melihat perbedaan dari ketiga jenis OU tidak? 🤔 Yuk kita simak perbedaan dari ketiga spesies OU ini!

(Rudiansyah | YIARI)
(andraescholz | some rights reserved (CC-BY-NC) | iNaturalist)
(Farhan Adyn | some rights reserved (CC-BY-NC) | iNaturalist)
SpesiesOrangutan kalimantan (Pongo pygmaeus)Orangutan sumatera (Pongo abelii)Orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis)
HabitatHutan KalimantanHutan SumatraHutan Sumatra
Ciri WarnaWarna rambut panjang dan kusut dengan warna merah gelap kecokelatan.Warna rambut cenderung lebih terang berwarna cokelat agak jingga. Warna rambut yang lebih tebal dan keriting dengan kumis dan jenggot yang menonjol.
Bantalan pipi jantanBantalan pipi melebar yang menyebabkan wajahnya terlihat bulat dan memiliki ukuran paling besar.Kantung pipi yang lebih panjang pada OU jantan. Bantalan pipinya cenderung datar dan ditumbuhi rambut halus berwarna pirang.

Keselamatan OU sangat terancam oleh kehilangan habitat hutan yang terus dibabat dalam skala besar untuk perkebunan yang masing-masing dapat mencakup ratusan kilometer persegi. 

Sekarang Sobat sudah kenal ya dengan primata di Indonesia yang memiliki status konservasi kritis di alam 👍

Semoga Sobat bisa turut serta membantu upaya pelestarian mereka ya, dengan membaca dan menyebarkan informasi ini sudah dapat membantu mereka, loh. Jadi jangan lupa bagikan informasi ini juga ya!

Dalam memperingati Hari Primata Indonesia tahun 2024 yang jatuh pada tanggal 30 Januari, semoga primata di Indonesia dapat terus lestari ya Sobat!

SELAMAT HARI PRIMATA INDONESIA! PRIMATA KITA LUAR BIASA!

Elif Ivana Hendastari

Referensi : 

  1. https://biodiversitywarriors.kehati.or.id/artikel/tarsius-siau-2/?lang=en  
  2. https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Makaka 
  3. https://primata.ipb.ac.id/macaca-nigra-2/ 
  4. https://primata.ipb.ac.id/macaca-pagensis/  
  5. https://biodiversitywarriors.kehati.or.id/artikel/simakobu-simias-concolor-primata-paling-terancam-di-dunia/?lang=en 
  6. https://indonesia.go.id/kategori/seni/859/indonesia-memiliki-tiga-spesies-orangutan#:~:text=Warna%20dan%20bulu%20orangutan%20sumatra,tebal%20daripada%20kerabatnya%20di%20Kalimantan
  7. https://museum.biologi.ugm.ac.id/2023/08/29/tiga-perbedaan-fisik-spesies-orang-utan/
  8. https://kukangku.id/kukang/jawa/  
  9. International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) Red List
  10. Ruskhanidar, Maulana VS, Loe FR. Spesies dan Sebaran Satwa Primata di Indonesia. Jurnal Primatologi Indonesia. 14(1):3-8. 
  11. Feature image : Design by Elif Ivana Hendastari

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Apr 1, 2024

Perlu Diketahui! 7 Jenis Plastik ini Sering Kita Pakai 

Sobat #KonservasYIARI pada mulanya plastik diciptakan manusia sebagai pengganti paper bag, loh! Seiring berjalannya waktu plastik diproduksi secara besar-besaran.  Tidak hanya itu, kini plastik sudah menjadi pencemar lingkungan seperti kemasan plastik sekali...

Artikel Terkait