Sejauh Mana Pengembangan Inovasi untuk Kelestarian Hutan dan Penerapannya?

21 Mar 2024
Admin YIARI

Sejauh Mana Pengembangan Inovasi untuk Kelestarian Hutan dan Penerapannya?

oleh | Mar 21, 2024

Selamat Hari Hutan Sedunia Sobat#KonservasYIARI! Yap, tanggal 21 Maret merupakan peringatan untuk Hari Hutan Sedunia. Hari Hutan Sedunia tahun 2024 ini mengusung tema “Forests and Innovation: New Solutions for a Better World” atau yang  memiliki arti “Hutan dan Inovasi: Solusi untuk Bumi yang Lebih Baik”. Hari penting ini digagas oleh PBB (Persatuan Bangsa Bangsa) dan ditetapkan dalam resolusi PBB 67/200 pada 21 Desember 2012. Digagasnya Hari Hutan Sedunia memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya hutan dan pepohonan bagi kehidupan. 

Ilustrasi deforestasi (Aleksey kuprikov | Canva)

Kondisi hutan saat ini

Kondisi hutan saat ini menjadi cerminan bahwa ekosistem hutan sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup terutama manusia. Dari masa ke masa hutan terus dimanfaatkan tanpa henti, semakin meningkat populasi manusia maka semakin besar pula pemanfaatan ekosistem hutan. Kelengahan menjadi salah satu penyebab menjadikan kondisi hutan semakin kritis.  Permasalahan yang mengancam hutan diantaranya deforestasi, pencemaran lingkungan, perdagangan flora dan fauna ilegal, kerusakan ekosistem, deforestasi dan masih banyak lagi.  

Akan tetapi, kondisi hutan di Indonesia dari tahun 2021-2022 mencetak penurunan deforestasi tertinggi yaitu sebesar 8.4% atau setara dengan 104 ribu ha. Jika dilihat data sebelumnya maka laju deforestasi di Indonesia relatif rendah dan stabil. Hal tersebut merupakan hasil usaha dan berbagai pengembangan inovasi oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan kehutanan, yang didukung oleh berbagai pihak lain seperti NGO yang bergerak dibidang lingkungan, akademisi dan peneliti lingkungan, dan pihak lain yang berkontribusi dalam kelestarian hutan.  

Ilustrasi pemanfaatan hasil hutan kayu (KVVS.Studio | Canva)

Manfaat Hutan

Gencarnya kegiatan pelestarian hutan dilatarbelakangi oleh begitu besarnya kontribusi hutan untuk kehidupan.  Terdapat manfaat yang banyak dari adanya ekosistem hutan, diantaranya berupa penunjang untuk produksi pangan. Ekosistem hutan memiliki kontribusi dalam pengaturan iklim, kualitas air dan tanah, keanekaragaman hayati dan penyerbukan yang berdampak untuk sistem pangan pertanian berkelanjutan. 

Ilustrasi pemanfaatan hasil hutan oleh masyarakat (Balasz Simon | Canva)

Selain itu ekosistem hutan juga berpengaruh terhadap kesejahteraan kehidupan makhluk hidup, terutama manusia. Hutan menutupi sekitar 30% dari permukaan bumi, hutan tersebut menyediakan barang-barang yang dimanfaatkan seperti kayu, bahan bakar, makanan dan pakan ternak, tanah, sungai dan waduk untuk keberlangsungan hidup semua makhluk. 

Hutan hampir dimanfaatkan pada seluruh aspek, tidak bisa dipungkiri sektor kehutanan dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Diperkirakan lebih dari setengah produksi ekonomi dunia (seperti PDB) bergantung pada jasa ekosistem, termasuk yang disediakan oleh hutan. Lebih dari setengah total penduduk dunia diperkirakan menggunakan hasil hutan bukan kayu adalah penunjang kesejahteraan dan sumber mata pencaharian masyarakat.

Ilustrasi penggunaan inovasi digital (drone mapping) sebagai upaya pelestarian hutan  (Dariolopresti | Canva)

Pemanfaatan inovasi teknologi dan digitalisasi

Pada pemanfaatannya, hutan harus diiringi dengan pengelolaan supaya tetap lestari dan bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan. Dalam hal ini dicanangkan inovasi yang diterapkan untuk kelestarian hutan yaitu inovasi teknologi 4.0. Inovasi teknologi 4.0 diharapkan untuk membantu membawa perubahan, memungkinkan tata kelola hutan menjadi lebih efisien dan efektif. 

Dari uraian diatas, pasti Sobat#KonservasYIARI pengen tau kan sudah sampai mana sih bidang kehutanan di Indonesia menerapkan inovasi teknologi untuk kelestarian hutan? Jadi, di Indonesia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah melakukan berbagai pengembangan inovasi teknologi dan pengembangan informasi berbasis aplikasi digital. Bentuk dari pengembangan inovasi tersebut diantaranya Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan (SIPUHH), Sistem Penerimaan Negara Bukan Pajak Secara Online (SIMPONI), dashboard pemantau untuk hutan produksi dan Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK).

Pemanfaatan pengembangan inovasi non-teknologi

Pengembangan inovasi tidak hanya melalui teknologi dan digitalisasi, pengembangan inovasi non-teknologi juga tidak kalah penting untuk diterapkan untuk kelestarian hutan. Dalam penerapan inovasi tersebut KLHK juga merilis kebijakan Multiusaha Kehutanan, penerapan beberapa kegiatan usaha dalam satu perizinan berusaha pemanfaatan hutan (PBPH).

Berdasarkan hal tersebut, peran inovasi untuk kelestarian hutan sangat signifikan. Seperti pemantauan real-time, efisiensi energi dan biaya, problem solving dan masih banyak lagi. 

Inovasi teknologi ini harus dimanfaatkan secara tepat, jika tidak dimanfaatkan dengan tepat inovasi teknologi dapat berdampak buruk pada hutan. Dampak penyimpangan pemakaian teknologi tersebut dapat mempercepat deforestasi hutan, degradasi hutan, kerusakan ekosistem dan eksploitasi. Jadi, manfaatkan inovasi teknologi/digitalisasi dengan benar ya sob untuk membantu terjaganya kelestarian hutan kita. 

Yuk, ikut berkontribusi untuk bumi yang lebih baik dengan memanfaatkan digitalisasi! Caranya share artikel ini melalui akun media sosial kamu sebanyak-banyaknya ya!

Ria Risyanti

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Apr 1, 2024

Perlu Diketahui! 7 Jenis Plastik ini Sering Kita Pakai 

Sobat #KonservasYIARI pada mulanya plastik diciptakan manusia sebagai pengganti paper bag, loh! Seiring berjalannya waktu plastik diproduksi secara besar-besaran.  Tidak hanya itu, kini plastik sudah menjadi pencemar lingkungan seperti kemasan plastik sekali...

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait