Selamat Hari Makaka Internasional, Sobat #KonservasYIARI! Tanggal 16 Maret diperingati Hari Makaka Internasional. Hari makaka diperingati pertama kalinya pada tanggal 16 Maret tahun 2016, yang dilatarbelakangi oleh kecintaan serta upaya untuk melakukan pelestarian terhadap makaka di seluruh dunia.
Makaka adalah genus primata yang banyak ditemukan di dunia. Populasinya dapat ditemukan mulai dari Maroko, Aljazair, Afghanistan, Cina, Jepang, dan Asia Tenggara (Napier dan Napier 1985), banyak juga ya Sob! Di Indonesia Genus Makaka juga memiliki tingkat persebaran yang luas, terutama di Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi hingga kepulauan di Nusa Tenggara. Jenis makaka yang dapat ditemukan di Indonesia di antaranya ialah Macaca nemestrina, M. siberu, M. pagensis, M. nigra, M. nigrescens, M. tonkeana, M. ochreata, M. hecki, M. maura, M. fascicularis (Ruskhanidar et al. 2017).
makaka merupakan salah satu genus yang memiliki tingkat adaptasi cukup baik. Jadi, jangan heran ya Sob, kalau kalian lagi berkunjung ke lokasi yang dekat dengan tempat tinggal makaka ada kemungkinan kalian bakal disamperin hihihi. Seperti foto di atas, merupakan kejadian yang berlokasi di kawasan Suaka Margasatwa Angke Kapuk, Jakarta. Hal tersebut terjadi karena habitat makaka yang berdampingan secara langsung dengan aktivitas manusia yang menyebabkan makaka terbiasa bertemu manusia.
Tapi, jangan sampai kamu melakukan interaksi langsung dengan mereka ya! Karena makaka berpotensi membawa virus, bakteri, dan parasit yang bisa menularkan penyakit ke manusia. Penularan penyakit tersebut biasa disebut zoonosis, yang berarti penularan penyakit dari hewan ke manusia atau sebaliknya.
Tau ga kenapa makaka bisa menimbulkan ancaman penyakit bagi manusia? Karena, makaka termasuk ke dalam ordo Primata yang memiliki kemiripan genetik, fisiologis dan perilaku dengan manusia (Schillaci et al. 2005). Satwa primata merupakan agen atau sumber penyakit zoonosis yang signifikan bagi manusia, karena dapat menularkan 25% penyakit menular yang muncul (emerging infectious disease) (Pedersen dan Davies 2009).
Lalu, bagaimana cara penularannya? Terdapat berbagai cara Infeksi bakteri dari makaka ke manusia nih Sob, baik secara langsung atau tidak langsung. Terinfeksi secara langsung jika kamu terkena gigitan atau cakaran dari makaka. Sedangkan infeksi secara tidak langsung di antaranya melalui air yang terkontaminasi, juga makanan yang terkontaminasi kista Entamoeba spp. Selain itu potensial utama infeksi yaitu dari fecal-oral dan kontak langsung antara manusia dan Non Human Primates¹ (Lastuti 2021). Untuk lebih jelasnya, bisa menyimak poster di bawah ini ya!
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Lastuti (2021), pada Macaca fascicularis (monyet ekor panjang) di Taman Nasional Baluran menunjukkan hasil positif Entamoeba coli. Bakteri tersebut merupakan agen penyakit yang menginfeksi saluran pencernaan. Selain E.coli masih banyak agen penyakit yang dibawa makaka antara lain Plasmodium knowlesi yaitu parasit pada makaka di kawasan Asia Tenggara (Macaca nemestrina dan M. fascicularis), yang dapat menyebabkan malaria loh Sob. (Jongwutiwes et al. 2011; Millar dan Cox-Singh 2015).
Ohiya, Kalian harus tahu bahwa salah satu zoonosis yang paling signifikan ialah tuberkulosis. Penyebab utama penyakit ini adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium bovis (Une dan Mori 2007).
Lalu, bagaimana caranya supaya kita tidak tertular zoonosis? Sobat #KonservasYIARI bisa melakukan pencegahan dini dengan cara-cara sebagai berikut ya!
Potensi transmisi zoonosis harus diwaspadai karena dapat menyebabkan wabah pandemi. Hal ini bisa dipengaruhi peningkatan distribusi populasi manusia dan aktivitas manusia pada habitat satwa primata yang dapat memicu interaksi manusia dan satwa secara negatif.
Jadi tetap hati-hati dan waspada ya Sob! Jangan sampai tertular dan menularkan penyakit terhadap primata.
Selamat Hari Makaka Internasional!
Ria Risyanti
Referensi:
Napier JR, Napier PH. 1985. The Natural History Of The Primates. British Museum: London.