Kelas di Alam Bebas

1 Sep 2015
Heribertus Suciadi

Kelas di Alam Bebas

oleh | Sep 1, 2015

Tidak selamanya pelajaran diberikan di ruang kelas yang berdinding dan beratap, ilmu juga bisa didapatkan lewat kegiatan di alam bebas. Melalui kegiatan bertajuk kemah konservasi, sembilan siswa-siswi SMA/MA Ketapang yang terpilih mendapat banyak pengetahuan mengenai konservasi di Hutan Desa Pematang Gadung (28/8).

Tim Human Orangutan Conflict Yiari Ketapang Kembali mengadakan kemah konservasi Kemah konservasi untuk ketiga kalinya.“Kita memilih Pematang Gadung karena hutan ini dulunya merupakan tempat pelepasliaran orangutan yang sudah direhabilititasi oleh YIARI,” ujar koordinator tim HOC, Juanisa.

Peserta kemah konservasi batch 3 ini merupakan para pemenang lomba yang diadakan oleh YIARI Ketapang dalam rangka Hari Orangutan Sedunia 19 Agustus lalu. Seperti telah diberitakan sebelumnya, dalam rangka Hari Orangutan Sedunia YIARI Ketapang mengadakan berbagai macam lomba. Para juara lomba lomba inilah yang kemudian berkesempatan mengikuti Kemah Konservasi Batch 3.

IMG_8241Kegiatan ini diawali dengan menonton video dokumenter kisah Pelangsi, orangutan yang diselamatkan oleh YIARI tahun 2012 silam.  Pelangsi diselamatkan ketika tangannya sudah terkena jerat selama beberapa hari sehingga harus diamputasi. Dari film ini mereka masing-masing diminta memberikan komentar dan pendapat mereka mengenai film tersebut. Mita, salah seorang peserta kemah konservasi dengan tegas mengatakan mengatakan, “Keadaan hutan di Ketapang sudah meprihatinkan. Sudah seharusnya kita menjaga hutan agar tidak ada lagi korban lain seperti Pelangsi.”

IMG_8507Selain film, pada hari kedua ada tracking di hutan desa menyusuri jalur transec yang dulunya digunakan untuk memonitoring orangutan. Di pos-pos pemberhentian sepanjang jalur tracking ini lah prinsip-prinsip dasar konservasi mulai ditanamkan dalam diri para peserta. Tidak hanya belajar bagaimana melakukan konservasi tetapi mereka juga belajar mengenai sejarah konservasi, seluk beluk hutan sampai phenology – ilmu yang mempelajari pakan satwa liar.IMG_8315

Malam hari setelah tracking, peserta diajak me-review kembali materi yang telah diberikan. Selain itu mereka juga membuat poster dan mempresentasikannya di depan teman-teman mereka. presentasi yang dilanjutkan diskusi ini berjalan seru dan menarik. Apalagi kemudian ditutup dengan pertunjukan stand up comedy dari juara stand ud comedy WOD 19 Agustus lalu.

IMG_8647Kegiatan ini direspon positif oleh peserta kemah konservasi. “Saya senang dengan kegiatan ini. Harapannya kegiatan semacam ini akan terus ada sehingga banyak anak muda yang mengenal konservasi sejak dini serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujar salah satu peserta. Peserta lainnya, Ono, mengatakan “ Saya akan mulai konservasi mulai dari orang-orang yang dekat saya sendiri karena saya merasa banyak dari mereka melakukan hal-hal yang berlawanan dengan prinsip konservasi.”IMG_8657

IMG_8530Sama seperti kemah konservasi sebelumnya, kemah konservasi ini mengambil tema “Transformasi Generasi Muda Aktif Konservasi”. “Tujuan dari kemah ini sendiri adalah untuk memberikan pengetahuan mengenai konservasi sejak dini kepada anak muda di Kabupaten Ketapang. Sehingga harapan kami mereka akan aktif konservasi sejak dini,” pungkas Dr Gail Campbell-Smith, Manager Program YIARI Ketapang.IMG_8493

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Sep 12, 2024

Harapan Baru Ucil: Rela Berhenti Sekolah Demi Keluarga

Nama saya Perdi, biasa dipanggil Ucil. Saya berasal dari Dusun Beloyang Mentatai, tepatnya di kecamatan Menukung, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Usia saya saat ini 15 tahun. Sebagai anak pertama, saya rela tidak...

7
Sep 11, 2024

Biji Kopi, Sebuah Harapan di Tanah Batu Lapis

Di tengah bayangan kelam akan habisnya sumber daya hutan, muncul secercah harapan baru di Desa Batu Lapis. Deli, seorang pemuda desa yang dulunya hidup dari menebang kayu, kini menemukan cara lain untuk bertahan—melalui biji kopi. Langkah kecil yang ia ambil ini...

Artikel Terkait