Mengenal Ragam Ekosistem Satwa Liar di Indonesia

30 Nov 2023
Admin YIARI

Mengenal Ragam Ekosistem Satwa Liar di Indonesia

oleh | Nov 30, 2023

Halo Sobat #KonservasYIARI!

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Selain itu Indonesia kaya akan ragam ekosistem satwa liar mulai dari daratan hingga perairan. 

Keanekaragaman ekosistem di Indonesia beriringan pula dengan beragamnya habitat satwa liar. Satwa liar menempati relung habitatnya masing-masing, hal ini disebabkan karena berbagai faktor seperti kebutuhan akan pakan dan perilaku. 

Seperti owa yang merupakan primata arboreal dimana banyak menghabiskan hidupnya di atas tajuk-tajuk pepohonan hutan belantara. Berbeda dengan komodo si satwa purba dan endemik yang hanya ditemukan di padang rumput sabana Nusa Tenggara Timur. 

Ohiya Sobat, di dalam suatu ekosistem serangkaian interaksi dapat terjadi baik antar spesies (biotik) ataupun bagian alam yang tidak hidup (abiotik). 

Oleh sebab itu, yuk kita simak ragam ekosistem satwa liar yang ada di Indonesia!

1. Ekosistem Darat

Ekosistem darat atau terestrial di Indonesia meliputi ekosistem padang rumput sabana dan hutan hujan tropis. 

Ekosistem padang rumput sabana didominasi oleh rumput dan semak-semak, biasanya ditumbuhi oleh pohon-pohon berjenis pendek. Ekosistem ini umumnya berada di wilayah pulau kecil atau dekat pesisir. 

Ekosistem padang rumput sabana di Indonesia berada di Taman Nasional (TN) Ujung Kulon , TN Baluran, dan TN Komodo. 

Sabana Taman Nasional Baluran  (EkoKintokoKusumo / CC BY-SA 4.0 DEED)

Sabana merupakan habitat bagi mamalia seperti banteng (Bos javanicus), rusa timor (Cervus timorensis), dan kerbau liar (Bubalus bubalis). Satwa tersebut membutuhkan habitat yang kaya akan rerumputan.

Sabana Taman Nasional Komodo (Mufidqa91 | CC BY-SA 4.0 DEED)

Sabana TN Komodo merupakan satu-satunya sabana di Indonesia yang menjadi habitat bagi satwa purba komodo (Varanus komodoensis). 

Sobat pasti tahukan komodo merupakan satwa dilindungi? bahkan TN Komodo ditetapkan sebagai warisan dunia lho! Kehadiran rumput dan semak di Sabana TN Komodo menjadi penting bagi pakan komodo salah satunya adalah rusa. 

Selanjutnya nih ada ekosistem hutan hujan tropis Sobat!

Kondisi Sungai di Gunung Lumut, Kalimantan Timur, Indonesia (Jan van der Ploeg | CC BY-NC-ND 2.0 DEED)

Letak geografis Indonesia yang berada pada garis khatulistiwa menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis. Jadi tidak salah ya Sobat jika Indonesia didominasi oleh ekosistem hutan hujan tropis.

Salah satu hutan hujan tropis di Indonesia berada di TN Tanjung Puting. TN Tanjung Puting menjadi habitat bagi kera besar asia yaitu orangutan. 

Orangutan kalimantan di Taman Nasional Tanjung Puting (Rezky Putri Harisanti | CC BY-SA 4.0 DEED)

Orangutan membutuhkan pohon-pohon besar dan tinggi untuk membuat sarang yang tentunya tersedia di hutan. Hutan menyediakan pakan alami bagi orangutan yang sangat melimpah ruah. Selain itu orangutan membantu hutan sebagai petani hutan untuk menyebarkan biji-bijian. 

Keberadaan ekosistem hutan hujan tropis juga penting bagi kehidupan manusia. Hutan sebagai daerah resapan dan penyedia sumber air bagi kehidupan manusia. Bahkan hutan merupakan tempat bagi masyarakat adat atau rimba untuk tinggal dan menetap. 

Masyarakat Utik dan Hutan Adat Mereka (Hendrojkson | CC BY-SA 2.0 DEED)

Selain itu hutan menyediakan kekayaan alam yang dibutuhkan bagi manusia seperti kayu. Dan tentunya hutan berperan dalam mengatur iklim dunia lho Sobat! Ternyata hutan memiliki peran yang sangat penting ya. 

2. Ekosistem Perairan

Ekosistem perairan atau aquatik di Indonesia tentu beranekaragam juga nih Sobat! Seperti ekosistem sungai dan laut. 

Ekosistem sungai merupakan ekosistem perairan yang menghubungkan daratan dengan lautan serta dekat sekali dengan kehidupan manusia. Bahkan manusia juga menjadikan sungai sebagai sumber air, sarana transportasi, dan aktivitas sehari-hari. Namun siapa sangka, sungai merupakan habitat bagi satwa juga!

Sungai Mahakam, Kalimantan Timur (Herusutimbul | CC BY-SA 4.0 DEED)

Banyak satwa liar seperti ikan, reptil, serangga bahkan mamalia yang menjadikan sungai sebagai habitat. Banyak spesies katak membutuhkan sungai atau perairan sebagai tempat berkembang biak dan nursery.  

Salah satu sungai di Indonesia yang menjadi habitat bagi si lumba-lumba air tawar adalah Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Sungai Mahakam menjadi habitat bagi pesut mahakam (Orcaella brevirostris).

Pesut mahakam (suebsa, some rights reserved | CC-BY-NC | iNaturalist)

Keberadaan pesut mahakam berperan sebagai indikator bagi kualitas lingkungan. Pesut mahakam akan mendiami daerah perairan dengan kedalaman yang sesuai untuknya, bila keberadaan pesut mahakam tidak dapat ditemukan di perairan tersebut, maka menandakan perairan tersebut telah mengalami pendangkalan.

Selain itu pesut mahakam dapat berguna bagi nelayan dalam menentukan lokasi dan waktu untuk mencari ikan. 

Pesut mahakam kini terancam punah akibat banyaknya pencemaran air dan aktivitas manusia, pesut mahakam sering sekali terjebak jaring nelayan. 

Ekosistem perairan lainnya adalah ekosistem laut, Indonesia memiliki luas lautan yang lebih luas dibanding dengan daratan. Tidak salah jika Indonesia dijuluki sebagai negara maritim ya Sobat! 

Taman Laut Raja Ampat, Papua (Sfw_2503 | CC BY-SA 4.0 DEED)

Ekosistem laut tentu sangat beragam juga, mulai dari pesisir hingga laut dalam. Banyak satwa liar yang hidup di lautan, bahkan lautan pun tidak memiliki batas yang nyata. Sehingga banyak satwa liar di lautan yang melakukan migrasi.

Pemandangan bawah laut di Distrik Misool, Raja Ampat (Fakhrizal Setiawan`| CC BY-SA 4.0 DEED)

Ekosistem laut di Indonesia yang terkenal akan keindahan bawah lautnya adalah Taman Nasional Laut (TNL) Raja Ampat. TNL Raja Ampat berada di pusat coral triangle yang menyebabkan banyaknya spesies karang hidup disana.

Pari manta (CC0 1.0 DEED)

Selain itu di TNL Raja Ampat Sobat juga bisa menemukan ikan pari manta besar (Mobula birostris).

Bagaimana Sobat? Bukankah sangat luar biasa kaya ya Indonesia ini, mulai dari ekosistem hingga satwa liar. Mulai dari wilayah hutan hingga laut lepas. Seluruh kekayaan alam tersebut saling berinteraksi bahkan manusia pun ikut terlibat didalamnya dan membutuhkan kekayaan alam tersebut pula.

Dalam memperingati hari habitat dan satwa liar yang jatuh pada Oktober 2023, yuk sama-sama kita berpikir dan merenung kembali, apakah kita sudah turut serta menjaga kekayaan alam ini? Atau justru menjadi perusak?

Referensi : 

Elif Ivana Hendastari 

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Apr 1, 2024

Perlu Diketahui! 7 Jenis Plastik ini Sering Kita Pakai 

Sobat #KonservasYIARI pada mulanya plastik diciptakan manusia sebagai pengganti paper bag, loh! Seiring berjalannya waktu plastik diproduksi secara besar-besaran.  Tidak hanya itu, kini plastik sudah menjadi pencemar lingkungan seperti kemasan plastik sekali...

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait