Pupuk Semangat Konservasi Lewat Pramuka

21 Agu 2018
Admin

Pupuk Semangat Konservasi Lewat Pramuka

oleh | Agu 21, 2018

Hari Pramuka yang setiap tahunnya jatuh pada tanggal 14 Agustus diperingati dengan berbagai kegiatan positif. Salah satunya dengan berdiskusi, berkemah hingga berkegiatan sosial. Hal ini juga yang kemudian dilakukan oleh Gerakan Pramuka di Kecamatan Air Naningan, Tanggamus, Lampung.

Dalam rangka memperingati Hari Pramuka ke-57 di tahun ini, Kwartir Ranting Pramuka Air Naningan bekerja sama dengan Dinas Sosial Kabupaten Tanggamus, Kelompok Pramuka Saka Wanabakti Batutegi dan IAR Indonesia menggelar Kemah Konservasi 2018 di Lapangan Pekon Air Kubang, Tanggamus, Lampung, 12-14 Agustus 2018.

WhatsApp Image 2018-09-14 at 11.10.08

Camat Air Naningan, Thalud membuka kegiatan yang telah diselenggarakan dua tahun berturut-turut ini. Dalam sabutannya, dia mengatakan kegiatan ini terus mendapat perhatian dan apreasiasi baik dari banyak kalangan. Hal itu juga terlihat dari peningkatan partisipasi dan keikutsertraan setiap tahunnya yang terus meningkat.

“Puji syukur kegiatan ini terus mendapat dukungan dari berbagai pihak. Pengurus Kwartir Air Naningan juga tidak pernah absen hadiri kegiatan ini. Tahun ini diikuti oleh sekitar 667 peserta dari 30 Sekolah Dasar hingga SMA di seluruh wilayah kecamatan Air Naningan,” jelas Thalud dalam sambutannya.

Thalud mengatakan, tujuan dari kegiatan ini selain untuk memperingati Hari Pramuka yang ke-57 juga untuk memupuk semangat konservasi dan kepedulian generasi muda kepada alam dan sesama.

“Kegiatan ini sudah dilakukan dua kali.  Kalau pada 2017 Saka Wanabakti hanya sekedar berpartisipasi sebagai peserta, kali ini mereka bekerja sama dengan Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Air Naningan menjadi panitia,” jelasnya.

Dalam kemah ini dilaksanakan berbagai kegiatan antara lain lomba-lomba yang berkaitan dengan kepramukaan dan kegiatan konservasi.  Lomba-lomba kepramukaan antara lain Lomba Baris Berbaris (LBB), pentas seni, hastakarya, MTQ, Sqout Intelegence, pioneering, dan karnaval.

“Sedangkan kegiatan konservasi antara lain mengadakan pameran konservasi, penanaman bibit di lokasi kemah, membagi bibit (Ketapan kencana, glodokan tiang, kecapi, alpokat, durian, rambutan, dan bayur) kepada 30 sekolah, dan membagi bibit untuk warga sekitar lokasi kemah, dan pentas seni konservasi,” tutur Thalud.

WhatsApp Image 2018-09-14 at 11.10.09

Thalud menambahkan, selain kegiatan kepramukaan dan konservasi, para peserta juga mengadakan bakti sosial untuk korban bencana daerah. Bantuan yang berhasil dikumpulkan akan diserahkan langsung kepada Dinas Sosial untuk disalurkan.

“Tidak hanya semangat konservasi, semangat kemanusiaan juga perlu kita tumbuhkan, mengingat saudara-saudara kita di daerah lain membutuhkan uluran tangan kita,” tutup Thalud.

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Sep 11, 2024

Biji Kopi, Sebuah Harapan di Tanah Batu Lapis

Di tengah bayangan kelam akan habisnya sumber daya hutan, muncul secercah harapan baru di Desa Batu Lapis. Deli, seorang pemuda desa yang dulunya hidup dari menebang kayu, kini menemukan cara lain untuk bertahan—melalui biji kopi. Langkah kecil yang ia ambil ini...

7
Sep 5, 2024

Mengenal Yaki, si Monyet Hitam Endemik Sulawesi

Halo Sobat #KonservasYIARI! Pulau Sulawesi adalah rumah bagi beberapa primata unik, termasuk yaki, yang hanya dapat ditemukan di wilayah ini. Dikenal juga dengan nama ilmiah Macaca nigra atau Celebes Crested Macaque dalam bahasa Inggris, yaki memiliki berbagai nama...

Artikel Terkait