Enam Orangutan Kembali ke Habitat

26 Nov 2015
Heribertus Suciadi

Enam Orangutan Kembali ke Habitat

oleh | Nov 26, 2015

KETAPANG – Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan (PPKO) Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) Ketapang kembali melepaskan enam orangutan (Pongo Pygmaeus) di Resort Riam Berasap, pada Selasa (24/11). Lokasi yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Palung, Kabupaten Kayong Utara tersebut dipilih karena dianggap cocok untuk habitat orangutan.

Keenam orangutan ini terdiri dari empat orangutan jantan bernama Kaisar, Kamsia, Karet, dan Sinar. Serta dua orangutan betina bernama Mira dan Nelly. Kaisar, Kamsia, Karet, Sinar, dan Mira adalah orangutan korban kebakaran hutan yang diselamatkan pada Bulan Oktober silam.

Kaisar dan Karet diselamatkan dari Jalan Ketapang Tanjungpura KM 5 dan KM 10, bersebelahan dengan lahan perkebunan milik PT SKM. Kamsia dan Mira diselamatkan dari lahan perkebunan PT Limpah Sejahtera di Pelang. Sementara Sinar diselamatkan di Penjalaan, Melano, dan Nelly diselamatkan dari daerah Sungai Besar pada bulan Maret lalu. Selama tiga bulan terakhir ini, YIARI sudah menyelamatkan sekitar 20 individu orangutan akibat kebakaran hutan.

Ketua Umum YIARI, Tantyo Bangun, mengatakan, tahun 2015, jika mengacu pada Strategi Rencana Aksi Konservasi (SRAK) Orangutan 2007-2017 seharusnya sudah tidak ada lagi orangutan yang di pusat rehabilitasi. Namun yang terjadi adalah sebaliknya. “Tahun ini adalah rekor jumlah orangutan yang diselamatkan di dalam pusat-pusat rehabilitasi,” katanya.

Saat ini keenam orangutan ini dalam kondisi sehat. “Kondisi mereka sudah bagus. Sebelum dilepaskan kemarin ada beberapa yang mengalami kekurangan nutrisi, tapi sekarang sudah sehat dan mereka siap untuk pulang ke habitatnya,” kata koordinator tim medis YIARI, drh Ayu.

Manager Program YIARI Ketapang, Gail, mengatakan, pelepasan dilakukan di Taman Nasional Gunung Palung untuk menjamin keselamatan mereka. Hasil dari kajian kelayakan habitat menunjukkan bahwa lokasi Riam Berasap memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan persentasi pakan orangutan yang tinggi. Hal ini sangat baik bagi kelangsungan ekosistem yang stabil.

“Pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang konservasi orangutan pun sangat baik dan mereka menyetujui kegiatan pelepasliaran di wilayahnya. Oleh karena itu, daerah Riam Berasap adalah pilihan yang cocok untuk pelepasan enam individu orangutan orangutan,” katanya.

Kegiatan pelepasliaran di kawasan Taman Nasional Gunung Palung ini merupakan kerjasama program konservasi orangutan antara YIARI Ketapang dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat Seksi Konservasi Wilayah I Ketapang dan Taman Nasional Gunung Palung.Tahun ini YIARI telah melepaskan 15 individu orangutan di kawasan Taman Nasional Gunung Palung. “Kami harap kita semua bisa bercermin dan prihatin akan kondisi dunia konservasi Indonesia saat ini dan bergerak bersama ke arah yang lebih baik,” harap Tantyo Bangun. (afi)

Sumber : http://www.pontianakpost.com/

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Apr 1, 2024

Perlu Diketahui! 7 Jenis Plastik ini Sering Kita Pakai 

Sobat #KonservasYIARI pada mulanya plastik diciptakan manusia sebagai pengganti paper bag, loh! Seiring berjalannya waktu plastik diproduksi secara besar-besaran.  Tidak hanya itu, kini plastik sudah menjadi pencemar lingkungan seperti kemasan plastik sekali...

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait