Empat Orangutan Dilepasliarkan

1 Jun 2016
Heribertus Suciadi

Empat Orangutan Dilepasliarkan

oleh | Jun 1, 2016

NANGA PINOH – Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat (BKSDA Kalbar) dan International Animal Rescue Indonesia (IAR) bekerja sama dengan Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (BTNBBBR), melepasliarkan empat individu orangutan (pongo pygmeus). Pelepasliaran tersebut dilakukan pada 2 Mei lalu di kawasan resor Mentatai TNBBBR Kecamatan Menukung, Kabupaten Melawi. Keempat individu tersebut adalah Dany dan Anas, yang merupakan orangutan jantan dewasa, serta Mama Semak dan Baby Pai, yang merupakan orangutan ibu dan anak.

Dany merupakan orangutan jantan yang diselamatkan tim gabungan BKSDA dan IAR pada Desember 2015 lalu, di daerah Sei Mata-mata, Kabupaten Kayong Utara. Primata tersebut diketemukan masuk ke kebun warga, akibat ketidaktersediaan pakan di hutan habitat asal mereka habis karena kebakaran lahan. Sedangkan Anas diselamatkan pada Januari di lokasi perkebunan nanas warga di Tanjungpura, tidak jauh dari Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan (PPKO) YIARI program Penyelamatan dan Konservasi IAR di Ketapang.

Adapun Mama Semak dan Baby Pai merupakan orangutan ibu dan anak, yang diselamatkan dari perkebunan milik warga di Sei Pelang, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang. Semua orangutan yang telah diselamatkan tersebut merupakan akibat dari kebakaran pada akhir 2015 lalu.

Menurut Ayu Budi Handayani, animal Care Manajer IAR, semua orangutan yang dilepasliarkan tersebut sudah melalui pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh. “Meliputi perilaku dan mental dan kondisi kesehatan yang pulih  untuk bisa dikembalikan ke habitatnya,” katanya.

Pelepasliaran kali ini merupakan pelepasliaran kali kedua di wilayah TNBBBR. Sebelumnya BKSDA bersama YIARI  dan BTNBBBR juga melepasliarkan dua individu orangutan di lokasi yang sama.

Penyelamatan, rehabilitasi, dan pelepasliaran merupakan upaya mendukung program pemerintah, dalam konservasi dan mempertahankan jenis di habitat alaminya. Hal tersebut menjadi salah satu target dari rencana aksi conservation action plan, yang ditandatangani oleh Presiden RI pada tahun 2007.

Kawasan hutan TNBBBR didominasi oleh puncak-puncak pegunungan Schwaner. Keberadaan pegunungan tersebut merupakan perwakilan dari tipe ekosistem hutan hujan tropika pegunungan. Selain dari kondisi habitat yang cocok dan menemui kelayakan untuk dijaedikan tempat pelepasan untuk orangutan, TNBBBR punya potensi lainnya. IAR sendiri akan bekerja sama dengan masyarakat dan TNBBBR, untuk melakukan manajemen partisipatif zona tradisional di areal Menukung, dengan harapan masyarakat sejahtera dan hutan tetap terjaga.

Sementara itu Sustyo Iroyono, kepala BKSDA Kalbar, menjelaskan jika orangutan yang dilepasliarkan tersebut, dititipkanrawatkan ke YIARI Ketapang. Penitiprawatan ini, dimaksudkan dia, agar primata tersebut mendapatkan perawatan awal, guna memastikan kondisi kesehatan satwa tersebut. “Selanjutnya setelah dinyatakan sehat maka orangutan tersebut dilepasliarkan di TNBBBR,” timpal dia.

Sustyo menegaskan, kekayaan alam Indonesia harus dijaga dan upaya pemanfaatan harus dibarengi, dengan upaya pelestarian yang sepadan. Upaya tersebut, menurut dia, melalui perlindungan, penangkaran, dan perbaikan habitat. “Oleh karena itu, tindakan perdagangan ilegal tumbuhan dan satwa liar dan kepemilikan satwa liar yang dilindungi undang-undang untuk kesenangan harus bisa dihentikan!” tegas Sustyo. “Dengan melindungi orangutan dan habitatnya, kita juga berharap TNBBBR bisaas memberi manmfaat kepada masyarakat setempat” timpal Tantyo Bangun, ketua YIARI.

Selain itu, Tingas, temenggung adat Mentatai yang turut serta dalam kegiatan pelepasliaran orangutan kali ini, menyatakan bahwa pada dasarnya masyarakat setempat mendukung kegiatan tersebut. Dia juga menambahkan bahwa kegiatan seperti ini harus selalu dikoordinasikan antara pemerintah terkait dan pihak desa hingga masyarakat. “Sehingga terjalin kerjasama yang baik yang memberikan manfaat bagi kedua belah pihak,” pungkasnya. (arf)

Sumber http://www.pontianakpost.com/empat-orangutan-dilepasliarkan

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Apr 1, 2024

Perlu Diketahui! 7 Jenis Plastik ini Sering Kita Pakai 

Sobat #KonservasYIARI pada mulanya plastik diciptakan manusia sebagai pengganti paper bag, loh! Seiring berjalannya waktu plastik diproduksi secara besar-besaran.  Tidak hanya itu, kini plastik sudah menjadi pencemar lingkungan seperti kemasan plastik sekali...

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait