Celaka Satwa Obesitas dan 4 Cara Penanganannya

15 Jul 2023
Admin YIARI

Celaka Satwa Obesitas dan 4 Cara Penanganannya

oleh | Jul 15, 2023

Halo sobat #KonsevasYIARI, pasti kalian suka kalo melihat satwa atau binatang yang memiliki badan gemoy. Istilah gemoy sekarang digunakan untuk sesuatu yang lucu dan menggemaskan. Satwa yang memiliki badan gendut atau besar lebih terlihat gemoy, setuju nggak? Meski terlihat lucu dan menggemaskan, satwa yang memiliki badan terlalu besar dapat menyebabkan obesitas loh. Obesitas memiliki dampak negatif pada satwa itu sendiri. Seperti halnya manusia, satwa juga butuh hidup sehat dan menjauhi obesitas. Nah berikut adalah penjelasan terkait obesitas pada satwa.

Apa itu obesitas pada satwa?

Obesitas terjadi dikarenakan ketidakseimbangan antara jumlah kalori yang dikonsumsi dengan kalori yang dikeluarkan. Satwa yang tidak banyak melakukan aktivitas di alam akan lebih rentan terkena obesitas. Kalori yang ada pada tubuh satwa tersebut tidak akan terurai dan disimpan dalam bentuk lemak. Selain hal tersebut, faktor genetik juga dapat menyebabkan lebih rentan terkena obesitas. Obesitas juga merupakan suatu kondisi ketidakseimbangan antara tinggi badan dan berat badan.

Bagaimana ciri-ciri satwa yang mengalami obesitas?

Ciri-ciri fisik pada satwa yang mengalami obesitas dapat dilihat secara langsung. Lingkar tubuh telah umum digunakan sebagai alat antropometrik untuk menilai komposisi tubuh dan risiko kesehatan pada individu obesitas. Tubuh satwa yang mengalami obesitas akan cenderung lebih besar daripada satwa sejenisnya. Tingkah laku satwa yang mengalami obesitas dapat diketahui dengan ciri-ciri tidak terlalu banyak bergerak atau beraktivitas, nafsu makan yang berlebih, dan memiliki kesulitan untuk bergerak. Agar lebih jelas membedakan antara satwa obesitas dengan satwa yang tidak mengalami obesitas, yuk kita perhatikan gambar berikut.

Sastro, kukang jawa jantan dengan berat badan ideal (kiri) dan Nia, kukang sumatera dengan kondisi obesitas (kanan), terlihat bahwa perut Nia sudah menyentuh lantai (Fattreza Ihsan dan Imam Arifin | Yayasan IAR Indonesia)

Lalu mengapa obesitas pada satwa itu bahaya?

Penumpukan lemak pada tubuh satwa dapat menyebabkan atau memengaruhi fungsi tubuh saat terserap organ-organ tertentu. Terganggunya fungsi organ tertentu dalam tubuh tentu dapat berdampak pada kesehatan satwa tersebut. 

Sistem kekebalan tubuh pada satwa juga akan terancam jika satwa mengalami obesitas. Hal ini dikarenakan satwa tidak banyak bergerak atau melakukan aktivitas sehingga tubuhnya rentan terkena penyakit. Satwa yang mengalami obesitas juga akan terkena gangguan pernapasan. Hal ini dikarenakan terjadinya pembengkakan dan penyempitan pada saluran pernapasan.

Obesitas pada satwa akan memicu banyak penyakit lainnya. Oleh karena itu perlu dilakukan penanganan khusus untuk satwa yang mengalami obesitas. Penanganan tersebut antara lain adalah :

  1. Mengontrol porsi makan

Satwa yang mengalami obesitas dapat dibawa ke pusat rehabilitasi. Pemberian makan pada pusat rehabilitasi akan selalu dikontrol dan sesuai dengan porsinya. Makanan setiap satwa sudah ada takarannya. Jadi, untuk mencegah obesitas maka harus memberikan makan yang cukup dan terukur. Sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik.

  1. Memberikan makanan yang sehat dan bergizi

Selain memberikan makanan yang cukup dan tidak berlebihan, kandungan gizi pada makanan juga harus diperhatikan. Dalam penanganan obesitas, pusat rehabilitasi akan berusaha memberikan makanan yang kalorinya tidak terlalu tinggi. Hal ini bertujuan untuk mencegah penumpukan kalori pada tubuh satwa.

  1. Memberi latihan agar satwa terus bergerak dan beraktivitas

Penanganan satwa obesitas juga harus disertai dengan pembiasaan bergerak dan beraktivitas. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kalori yang ada pada tubuh satwa dan tentunya sebagai pembiasaan tingkah laku agar kembali seperti semula.

  1. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala

Pemeriksaan kesehatan oleh tim medis juga diperlukan dalam penanganan satwa obesitas. Hal ini akan terus diberikan untuk memastikan kondisi kesehatan satwa yang sedang dalam penanganan.

Obesitas sering terjadi pada hewan yang dipelihara oleh manusia. Hal ini terjadi karena sikap sayang terhadap hewan peliharaan yang salah sehingga tidak terkontrol dalam pemberian makannya. 

Monyet ekor panjang yang mengalami obesitas (Harish, CC BY-SA 4.0)

Nah sobat #KonservasYIARI, kepedulian terhadap satwa dapat dimulai dengan membiarkan satwa liar hidup di alam bebas. Dengan begitu, satwa akan dapat hidup sehat dan melakukan aktivitas sebagaimana mestinya. Sobat #KonservasYIARI, yuk kita kampanyekan larangan memelihara dan memperjual belikan satwa liar agar tetap terjaga kelestariannya. Kita peduli, satwa lestari!

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Referensi:

Audrina MB, Harianto, Puspasari I. 2019. Rancang bangun pemberi makan otomatis pada kucing menggunakan mikrokontroler. Journal of Control and Network System. 8(2) : 182-189.
Ghassani YK, Rianti P, Priambada NP, Arifin I, Saptorini I, Prameswari W, Darusman HS. 2022. Penilaian kesejahteraan kukang (Nycticebus spp.) di pusat rehabilitasi primata Indonesia: Pengembangan dan validasi skor kondisi tubuh. American Journal of Primatology. 1-15.
https://www.alodokter.com/kenali-ciri-ciri-obesitas-pada-anjing-dan-beragam-risiko-kesehatan-yang-mengintai
https://hewania.com/gaya-hidup-sehat-pada-hewan-untuk-menghindari-obesitas/12069/
https://www.royalcanin.com/id/cats/health-and-wellbeing/health-risks-of-overweight-and-obese-cats

Ravy Nur Aziz

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Apr 1, 2024

Perlu Diketahui! 7 Jenis Plastik ini Sering Kita Pakai 

Sobat #KonservasYIARI pada mulanya plastik diciptakan manusia sebagai pengganti paper bag, loh! Seiring berjalannya waktu plastik diproduksi secara besar-besaran.  Tidak hanya itu, kini plastik sudah menjadi pencemar lingkungan seperti kemasan plastik sekali...

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait