Ciamis – Angin segar berhembus ringan. Menggerakkan dedaunan ke segala arah tujuan. Angin sepoinya menyambut tim pengantar satwa yang baru tiba di lembah pegunungan. Di bawah langit kawasan Suaka Margasatwa (SM) Gunung Sawal, para petugas dan relawan konservasi bersiap mengantar Puntang dan Bidang, si primata kukang, pulang ke ‘kampung halamannya’ di alam, Sabtu, 18 Februari 2017.
Pelepasliaran kukang ke habitat ini diinisiasi oleh Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Satwa International Animal Rescue (IAR) Indonesia dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat pada Sabtu, 18 Februari 2017. Puntang dan Bidang bersama delapan kukang lain akhirnya bisa menikmati angin kebebasan di kawasan hutan pegunungan Priangan Timur di Suaka Margasatwa Gunung Sawal, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Mereka sudah siap ‘dipulangkan’ kembali ke habitat asal.
“Jumlah kukang yang dilepas kali ini terdiri dari lima individu jantan dan lima individu betina. Berasal dari serahan masyarakat ke BKSDA dan serahan langsung ke Pusat Penyelamatan IAR Indonesia lewat kanal www.kukangku.org,” ujar Dokter Hewan IAR Indonesia, drh. Nur Purba Priambada yang akrab disapa Purbo.
Purbo menambahkan bahwa kesepuluh primata dilindungi itu telah selesai menjalani masa pemulihan kesehatan dan tahapan rehabilitasi hingga layak untuk dilepasliar. Membutuhkan waktu sekitar enam bulan hingga satu tahun untuk memulihkan kondisi kukang serahan yang dititiprawatkan di Pusat Rehabilitasi IAR di kaki Gunung Salak Bogor.
“Kondisi awal kukang saat pertama kali datang sangat memprihatinkan, beberapa kurus dan mengalami luka seperti kukang bernama Puntang dan Bidang,” ujar Purbo.
Puntang adalah kukang betina serahan masyarakat pada 2016 lalu. Pelapornya mengontak kanal kampanye www.kukangku.org dan mengantarnya ke Pusat Rehabilitasi IAR Indonesia. Tangan kanan Puntang waktu itu mengalami luka parah seperti terkena jerat. Tim medis terpaksa mengamputasi seluruh jarinya agar infeksi tidak menyebar. Beruntung kondisi Puntang saat itu masih liar dengan formasi gigi yang lengkap sehingga pemulihannya berangsur cepat hingga waktu pelepasliaran.
Sementara kukang jantan bernama Bidang merupakan serahan masyarakat lokal ke BKSDA Ciamis yang kemudian dititiprawatkan di IAR Indonesia. Kondisi awal Bidang saat itu lemah karena bagian dada, perut dan tangannya mengalami luka akibat sengatan listrik. Setelah menjalani perawatan secara optimal, akhirnya Bidang kembali sehat dan perilakunya normal hingga lolos untuk maju ke tahap pelepasliaran.
“Semua kukang kini siap menikmati kebebasan di alam, semoga mereka bisa beradaptasi dengan baik layaknya kukang liar dan dapat mengkoreksi secara positif populasi kukang yang semakin berkurang,” harap Purbo.
Kepala Bidang KSDA Ciamis, Himawan Sasongko menjelaskan bahwa pelepasliaran kukang jawa di kawasan SM Gunung Sawal merupakan salah satu upaya untuk mendukung berlangsungnya proses ekologis di dalam kawasan, serta untuk menjaga dan meningkatkan populasi jenis primata sebagai satwa endemik yang jumlahnya kian minim. Sejak tahun 2014 sebanyak sekitar 25 kukang hasil rehabilitasi IAR dan serahan warga ke BKSDA Ciamis sudah dilepasliar ke SM. Gunung Sawal.
“SM Gunung Sawal sendiri sudah diketahui merupakan salah satu habitat alami kukang jawa yang penting di wilayah Ciamis, selain juga merupakan kantong habitat macan tutul jawa. Dari hasil kajian tim IAR dan Bidang KSDA, kawasan tersebut memiliki potensi cukup bagus dari segi segi ketersedian pakan, tempat berlindung dan air sebagai komponen penting suatu habitat,” ujarnya.
Himawan menambahkan bahwa keberadaan kukang di alam berfungsi sebagai penyeimbang ekosistem yaitu menjaga keanekaragaman jenis tumbuhan asli wilayah tersebut. Keberadaan kukang di alam juga membantu proses pengendalian hama bagi wilayah budidaya dan sekitarnya.
“Kegiatan pelestarian kukang dan habitat SM. Gunung Sawal ini tidak lepas dari peran kader konservasi yang aktif menyampaikan pentingnya upaya konservasi satwa liar kepada masyarakat sehingga bisa memunculkan tanggung jawab dan kesadaran bahwa kelestarian satwa dicapai dengan membiarkan satwa berkembang alami di habitat dan bukan dengan memburunya,” kata Himawan.
Dia berharap, ke depannya SM Gunung Sawal dapat berperan dalam menunjang pendidikan konservasi baik tingkat dasar maupun lanjutan tentang pentingnya mempelajari proses ekologi dan manfaatnya. “Mempelajari ekologi dengan melihat langsung prosesnya di alam menjadi tantangan kami untuk mewujudkan setidaknya untuk wilayah Ciamis dan sekitarnya,” tambahnya.
Info : Jalan Curug Nangka, Kp. Sinarwangi RT004/005, Kel. Sukajadi, Kec. Tamansari-Ciapus 16610, Kab. Bogor, Jawa Barat, Indonesia Tel./Fax: +62-(0)-251-8389232 Mobile : 0822-1894-2121 (Risanti-Media)
Email : informasi@internationalanimalrescue.org Website: www.internationalanimalrescue.or.id
Fanpage : IAR Indonesia dan Kukangku Instagram : @iar_indonesia – @Kukangku