Mendongeng Tentang Kukang Dan Si Monyet

3 Des 2012
Admin YIARI

Mendongeng Tentang Kukang Dan Si Monyet

oleh | Des 3, 2012

Oleh: Ayut Enggeliah Entoh
Staff Eduksi dan Permberdayaan Yayasan IAR Indonesia
           Perjalanan pagi itu tanggal 22 November 2012 terasa sangat panjang menuju lokasi edukasi, bayangkan perjalanan rata-rata dapat ditempuh cukup 30 menit dari Kota Bogor menjadi 2,5 jam lamanya, ternyata jalanan macet maklum saja karena jalan menuju lokasi cukup dekat dengan lokasi longsor disekitar Stasiun Cilebut Bogor, tetapi tidak menyurutkan semangat tim edukasi dari Yayasan IAR Indonesia karena tidak seperti biasanya kegiatan kali ini bersama Komunitas Sanggar Kayu Jakarta melakukan kegiatan kolaborasi.  
             Edukasi kali ini dilakukan disekolah SDN 1 Cilebut Bogor di kelas 4 dan 5 total sekitar 75 murid ikut berebutan masuk kedalam kelas karena dari Sanggar Kayu cukup interaktif dalam menyampaikan informasi dengan media kostum Kukang dikemas dalam penyampaian mendongeng, dengan judul “Kukang dan Monyet”. Dalam cerita tersebut dikisahkan bagaimana kita dapat hidup berdampingan dengan satwa liar seperti Monyet dan Kukang di alam, dengan tidak memburu, memelihara dan menyakiti satwa liar.
           Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk peduli terhadap satwa liar seperti jenis primata yaitu dengan cara tidak memburu, membeli, dan memlihara satwa liar.

 

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Sep 12, 2024

Harapan Baru Ucil: Rela Berhenti Sekolah Demi Keluarga

Nama saya Perdi, biasa dipanggil Ucil. Saya berasal dari Dusun Beloyang Mentatai, tepatnya di kecamatan Menukung, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Usia saya saat ini 15 tahun. Sebagai anak pertama, saya rela tidak...

7
Sep 11, 2024

Biji Kopi, Sebuah Harapan di Tanah Batu Lapis

Di tengah bayangan kelam akan habisnya sumber daya hutan, muncul secercah harapan baru di Desa Batu Lapis. Deli, seorang pemuda desa yang dulunya hidup dari menebang kayu, kini menemukan cara lain untuk bertahan—melalui biji kopi. Langkah kecil yang ia ambil ini...

Artikel Terkait