Halo Sobat #KonsevasYIARI!
Akhir-akhir ini, bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia semakin meningkat. Dikutip dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah karhutla di Indonesia tahun 2024 sampai bulan Juli mencapai 150 kejadian.
Bahkan, luas total hutan dan lahan yang terbakar mencapai sekitar 48.725 hektar sejak Januari 2024. Jika dibayangkan, luasnya seperti 68 kali luas lapangan sepak bola!
Bencana kebakaran hutan dan lahan di Indonesia sendiri telah ditetapkan sebagai bencana alam nasional karena selalu terjadi setiap tahun pada musim kemarau. Dampak yang ditimbulkan dari karhutla tentu ga main-main, nih!
Melalui artikel ini, yuk kita kenali penyebab kebakaran hutan dan lahan, dampak, sekaligus cara pencegahannya!
Faktor Penyebab Karhutla
Pada dasarnya, faktor penyebab karhutla ada dua, yaitu manusia dan alam:
1. Faktor manusia
Aktivitas manusia yang dapat menimbulkan kebakaran hutan dan lahan adalah pembukaan lahan dengan cara dibakar, serta kelalaian manusia saat berwisata alam.
Pembukaan lahan dengan cara dibakar marak dilakukan saat musim kemarau dan tidak terkendali. Tentu, musim kemarau merupakan musim di mana sangat minim sekali intensitas hujan sehingga dinilai dapat mempercepat proses pembakaran.
Pembukaan lahan dengan cara dibakar juga tidak dilengkapi dengan pengawasan, sehingga api bisa saja menjalar kemana-mana.
Perlu dipahami, pembukaan lahan dengan cara dibakar ini termasuk ilegal, ya. Karena sudah ada pelarangannya di dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Selain itu, karhutla bisa terjadi karena kelalaian manusia, khususnya saat berwisata alam di kawasan hutan. Tak jarang para wisatawan membawa sumber api seperti kompor, korek, dan kembang api serta membuat api unggun saat berwisata alam.
Salah satu contoh kasusnya yang terjadi pada tahun 2023 silam di Bukit Teletubbies, Bromo. Percikan api dari kembang api yang dibawa oleh wisatawan terjatuh ke lahan sabana sehingga menyebabkan kebakaran.
2. Faktor alam
Faktor alam yang dapat menyebabkan karhutla biasanya terjadi saat musim kemarau panjang dan aktivitas vulkanik.
Kemarau panjang menyebabkan kenaikan suhu bahkan di wilayah hutan. Naiknya suhu secara ekstrim saat musim kemarau panjang serta wilayah hutan yang kering dapat menimbulkan terjadinya kebakaran hutan.
Wilayah hutan yang berada di sekitar pegunungan berapi juga berpotensi mengalami kebakaran. Seperti saat terjadi letusan gunung berapi, lahar yang dikeluarkan akan mengenai wilayah hutan sehingga terjadi kebakaran hutan.
Apa Saja Dampak Karhutla bagi Kehidupan?
Karhutla memberikan dampak kerusakan dan kerugian, baik bagi lingkungan, satwa liar, dan manusia:
1. Hilangnya habitat flora dan fauna
Hutan merupakan habitat dari berbagai jenis flora dan fauna tak terkecuali flora dan fauna endemik. Ketika terjadi karhutla , tentu api akan melahap apapun yang berada di dalam hutan. Melahap pepohonan yang bahkan tingginya sudah melebihi monumen nasional di Jakarta. Melahap sarang-sarang satwa liar seperti burung dan orang utan. Bahkan melahap satwa liar itu sendiri.
Sebagai contoh kebakaran hutan terparah yang terjadi di Australia pada tahun 2019-2020, lahan hutan seluas 12,6 juta hektar terbakar, menewaskan sekitar 3 miliar hewan. Banyak spesies menjadi terancam punah atau hampir punah sebagai akibatnya. Koala yang merupakan satwa liar endemik Australia terlalap api saat kebakaran terjadi.
2. Penyumbang gas rumah kaca
Gas rumah kaca yang dikenal sebagai penyumbang besar terhadap perubahan iklim dan pemanasan global adalah karbon dioksida. Saat terjadi karhutla, proses pembakaran akan menghasilkan dan melepas gas karbon dioksida terlebih jika lahan yang terbakar adalah lahan gambut. Lahan gambut mengandung konsentrasi karbon yang sangat tinggi loh Sob!
Merujuk ke data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), karhutla yang terjadi di seluruh Indonesia selama periode Januari-Juli 2023 sudah menghasilkan emisi karbon sekitar 9,60 juta ton.
3. Mengganggu kesehatan manusia
Karhutla dapat menjangkau wilayah di luar areal kebakaran, karena menghasilkan kabut asap tebal yang jangkauannya luas. Sebaran kabut asap hasil karhutla dapat mencapai wilayah perkotaan dan pemukiman warga yang menyebabkan perubahan kualitas udara sehingga terjadi pencemaran udara.
Kabut asap akibat karhutla dapat mengganggu kesehatan manusia, seperti bronkitis kronis, menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), iritasi lokal pada selaput lendir di hidung, mulut dan tenggorokan, iritasi pada mata dan kulit, menimbulkan keluhan gatal, mata berair, peradangan dan infeksi yang memberat.
Karhutla yang terjadi pada tahun 2019 di Provinsi Riau menyebabkan beberapa wilayah di provinsi tersebut tertutup oleh kabut asap selama beberapa waktu. Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Kota Pekanbaru (2019), jumlah penderita ISPA di Pekanbaru meningkat saat bencana kabut asap akibat karhutla melanda Provinsi Riau.
Setelah kita mengetahui apa saja faktor penyebab dan dampak dari karhutla, saatnya kita melakukan aksi pencegahan karhutla nih Sob!
3 Cara Mencegah Karhutla
Mencegah kebakaran hutan dan lahan bisa dilakukan dengan cara berikut:
1. Pemantauan lokasi titik rawan kebakaran
Pemantauan terhadap lokasi yang memiliki potensi karhutla dapat dilakukan dengan melakukan pemetaan terhadap titik lokasi rawan karhutla. Selain itu, dibutuhkan juga pemetaan terhadap desa penyangga atau sekitar hutan sebagai upaya pencegahan dan akses utama jika terjadi karhutla.
Pemantauan ini biasanya dilakukan oleh instansi terkait (seperti polisi hutan) saat berpatroli. Upaya kolaborasi ketika pemantauan juga bisa dilakukan dengan melibatkan masyarakat sekitar lokasi rawan karhutla.
2. Menghindari membuat api di area hutan dan lahan
Masyarakat yang tinggal di sekitar areal hutan ada baiknya tidak melakukan pembakaran lahan dan pembakaran sampah dekat area hutan, yang berpotensi menyebabkan api menjadi lebih besar.
Bagi para wisatawan yang hendak melakukan wisata ke hutan dan lahan, dihimbau untuk lebih memperhatikan sumber api yang dibawa, seperti korek, kompor, dan saat membuat api unggun. Ada baiknya memastikan seluruh sumber api padam sempurna.
3. Melaporkan pada petugas setempatÂ
Jika karhutla terjadi, segera melapor ke petugas setempat atau pihak berwenang seperti kepala desa atau polisi hutan. Hal ini berguna agar segera dilakukan langkah lanjutan, sehingga api tidak semakin besar dan meluas.
Partisipasi dan Peran Masyarakat Dalam Pencegahan Karhutla
Dalam upaya pencegahan karhutla, dibutuhkan semangat kolaboratif antar berbagai pihak terutama dibutuhkan partisipasi dan peran masyarakat secara menyeluruh. Masyarakat menjadi garda terdepan dalam pencegahan karhutla terutama masyarakat yang berada dekat dengan area hutan.
Melalui inisiasi individu, tokoh masyarakat, kelompok masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), sampai pendampingan oleh instansi pemerintah, kini bermunculan berbagai aktivitas dalam upaya pencegahan karhutla.
Prinsipnya, upaya pencegahan karhutla dilakukan secara swadaya, kolektif, dan partisipatif.
Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), yang merupakan salah satu LSM dalam bidang konservasi, turut berpartisipasi aktif dalam upaya pencegahan karhutla. YIARI berkolaborasi dan melakukan pembinaan terhadap komunitas The Power of Mama (TPoM), yaitu melibatkan peran masyarakat (khususnya ibu-ibu) dalam upaya pencegahan karhutla di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
Informasi di atas semoga dapat menambah informasi mengenai karhutla, ya.
Tidak perlu turun langsung ke lapang kok, ada cara lain yang bisa kita lakukan. Salah satunya turut serta menyebarluaskan informasi mengenai karhutla ini!
Referensi:
- Mulia P, Nofrizal, Dewi WN. 2021. Analisis dampak kabut asap karhutla terhadap gangguan kesehatan fisik. Jurnal Ners Indonesia. 12(1): 51-66.
- Widiatmoko WP, Astiani D, Muin S. 2022. Faktor penyebab kebakaran hutan dan lahan gambut dan upaya pengendalian masyarakat di lanskap Bentang Pesisir Padang Tikar Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Hutan Lestari. 10(4): 901-916.
- https://dibi.bnpb.go.id/home/index2
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kebakaran_hutan_dan_lahan_Bromo_2023
- https://bpbd.kotimkab.go.id/pengendalian-kebakaran-hutan-dan-lahan/
- https://wri-indonesia.org/id/wawasan/4-dampak-penyiapan-lahan-dengan-pembakaran-terhadap-kondisi-biofisik-lahan-gambut
- https://bpbd.limapuluhkotakab.go.id/berita/penyebab-kebakaran-hutan-dan-cara-penanggulangannya
- https://earth.org/impact-of-wildfires/
- http://bpbd.jogjaprov.go.id/berita/kebakaran-hutan-dan-lahan-marak-terjadi-berikut-cara-pencegahannya-#:~:text=Berikut%20adalah%20cara%20yang%20dapat,terlebih%20pada%20saat%20angin%20kencang
- Feature image: Fire forest (Kongdigital | Getty Images)