Siaran Pers : Translokasi Kukang Sumatera ke Hutan Lindung Batutegi Lampung

19 Okt 2015
Risanti

Siaran Pers : Translokasi Kukang Sumatera ke Hutan Lindung Batutegi Lampung

oleh | Okt 19, 2015

 

Batutegi, Lampung – Pusat penyelamatan dan rehabilitasi primata Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) melakukan translokasi (pemindahan) sepuluh individu kukang sumatera (Nycticebus coucang) untuk dilepasliarkan ke kawasan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Batutegi, Kabupaten Tanggamus, Lampung, Kamis 15 Oktober 2015. Kukang tersebut adalah hasil sitaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat di Serang, Banten pada November 2013. Mereka bernama Usum, Lina, Binok, Kabut, Piala, Mix, Gisel, Raffi, Indo dan Alex.

Proses translokasi menuju kandang habituasi di kawasan Batutegi Lampung

Proses translokasi menuju kandang habituasi di kawasan Batutegi Lampung

Sepuluh primata nokturnal itu merupakan barang bukti dan dititiprawatkan di pusat rehabilitasi YIARI Ciapus, Bogor. Sejak tahun 2013 kukang dipulihkan sifat liarnya untuk dikembalikan ke habitat alami. Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan medis, proses karantina, dan tahapan rehabilitasi seperti pengenalan pakan alami, barulah kukang dilepasliarkan secara bertahap.

Dari hasil pemeriksaan medis, kondisi kesehatan kukang baik, tidak membawa penyakit dan kondisi tulangnya bagus. Kukang tersebut sudah selesai menjalani masa rehabilitasi sehingga bisa masuk tahapan selanjutnya untuk lepas liar.

Kukang dipindahkan terlebih dahulu ke kandang habituasi yang terletak di kawasan Hutan Lindung Batutegi untuk proses adaptasi. Bentuk kandang habituasi atau rumah sementara kukang adalah lahan terbuka dikelilingi fiber plastik, di dalamnya tumbuh berbagai jenis pepohonan hijau untuk pakan dan tempat tidur kukang.

Proses translokasi kukang menuju kandang habituasi

Proses translokasi kukang menuju kandang habituasi

Selama sekitar satu hingga tiga bulan, kukang dibiarkan beradaptasi dengan habitat dan pakan alaminya. Koordinator Staf Survey Release Monitoring (SRM) YIARI Muhidin mengatakan saat kukang berada kandang habituasi aktivitas kukang dipantau oleh tim monitoring untuk mengetahui perkembangan perilakunya.

“Setiap malam tim melakukan monitoring untuk melihat perilaku kukang. Apabila kondisinya bagus, sudah bisa beradaptasi dengan alam dan bisa survive, barulah kukang itu bisa benar-benar dilepas ke habitatnya di kawasan KPH Batutegi Lampung,” kata Muhidin.

 

Proses translokasi menuju kandang habituasi

Proses translokasi menuju kandang habituasi

Untuk memudahkan pengamatan, kukang terlebih dahulu dipasang radio collar di bagian leher. Radio collar berfungsi sebagai pengirim sinyal yang nantinya ditangkap oleh antenna dan menimbulkan bunyi di receiver (penerima sinyal). Bunyi yang keluar dari receiver itu membantu tim monitoring  untuk menemukan keberadaan kukang di alam.

Translokasi kukang di kawasan Hutan Lindung Batutegi merupakan kerjasama program konservasi kukang sumatera antara YIARI dengan KPHL Lampung dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung. Oktober 2015 ini ada dua lokasi pulau di Bendungan Batutegi Lampung yang dijadikan sebagai kandang habituasi dan lepaslir yaitu Pulau Talang Randai dan Talang Ajir.

Selama proses adaptasi di kandang habituasi hingga lepasliar, tim YIARI melakukan pemantauan di kedua lokasi tersebut. Sejak tahun 2009 ada 104 kukang hasil rehabilitasi YIARI yang sudah dilepasliar di kawasan Hutan Lindung Batutegi Lampung. Sementara saat ini ada sekitar 141 kukang di Pusat Rehabilitasi YIARI Ciapus, Bogor. Kukang tersebut berasal dari hasil penyitaan perdagangan ilegal dan serahan dari pemelihara.

Proses translokasi ke kandang habituasi

Proses translokasi ke kandang habituasi

Kukang atau yang dikenal dengan si malu-malu merupakan primata yang dilindungi oleh Undang-undang No. 5 tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999.  Kukang juga dilindungi oleh peraturan internasional dalam Apendiks I oleh CITES (Convention International on Trade of Endangered Species) yang artinya dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional. Ada tiga jenis kukang di Indonesia, kukang jawa (Nycticebus javanicus), kukang sumatera dan kukang kalimantan (Nycticebus menagensis). Berdasarkan data IUCN (International Union for Conservation of Nature) Redlist kukang jawa termasuk dalam kategori kritis atau terancam punah sedangkan kukang sumatera dan kalimantan termasuk dalam kategori rentan punah.

3 gisele dan raffi (5) rz

Direktur Program YIARI, drh Karmele Llano Sanchez mengatakan kukang banyak diburu untuk diperjualbelikan dan dijadikan peliharaan, dengan demikian jumlahnya di alam semakin berkurang. Untuk itu, program rehabilitasi dan pelepasliaran ini diharapkan bisa menambah dan mempertahankan jumlah populasi kukang sumatera di habitat alami khususnya di Batutegi Lampung. “Selain menambah populasi dan mempertahankan keberadaan kukang di alam, program lepasliar kukang di Batutegi juga merupakan upaya perlindungan dan pelestarian habitat,” kata Karmele.

Kukang naik Pohon Liana  di kandang habituasi Talang Ajir, Batutegi Lampung

Kukang naik Pohon Liana di kandang habituasi Talang Ajir, Batutegi Lampung

Ancaman utama yang dihadapi kukang adalah perburuan dan perdagangan ilegal. Perdagangan terus terjadi karena tingginya permintaan kukang untuk dipelihara. Pengiriman dari pemburu ke pedagang menyebabkan kukang mengalami stress. Di perdagangan, gigi taring kukang dipotong dan itu bisa menyebabkan infeksi pada mulut sehingga nafsu makan berkurang. Hal tersebut membuat kukang lemas, sakit dan berujung kematian. Dengan begitu jumlah kukang yang mati akibat pemeliharaan kian bertambah dan populasi kukang di alam semakin berkurang.

 

 

 

 

Tentang Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI)

YIARI merupakan organisasi nirlaba yang bergerak di bidang penyelamatan dan konservasi satwa liar di Indonesia. Berdiri sejak bulan Februari 2008, YIARI berkembang sebagai organisasi yang fokus pada upaya 3R+M yaitu rescue (penyelamatan), rehabilitation (rehabilitasi), release (pelepasliaran) dan monitoring (pemantauan satwa pasca pelepasliaran). YIARI mempunyai dua pusat rehabilitasi satwa yaitu Pusat Rehabilitasi Satwa YIARI Ciapus-Bogor yang fokus pada upaya penyelamatan dan rehabilitasi satwa kukang (Nycticebus sp), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan beruk (Macaca nemestrina) serta Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan YIARI Ketapang, Kalimantan Barat khusus menangani orangutan (Pongo pygmaeus) dan kukang kalimantan . YIARI juga terlibat dalam program pendidikan dan penyadartahuan kepada masyarakat untuk mempertahankan kelangsungan hidup satwa liar, melestarikan habitat dan meningkatkan kesejahteraan satwa liar.

Info :

Kantor Pusat: Jalan Curug Nangka, Kp. Sinarwangi RT004/005, Kel. Sukajadi, Kec. Tamansari-Ciapus 16610, Kab. Bogor, Jawa Barat, Indonesia – Tel./Fax: +62-(0)-251-8389232

Kantor Kalimantan Barat: Jalan Ketapang–Tanjungpura RT010, Dsn. Pematang Merbau, Kec. Muara Pawan, Kab. Ketapang 78813, Indonesia;  Tel./Fax: +62-(0)-8115777175

Email: informasi@internationalanimalrescue.org | Website: www.internationalanimalrescue.or.id

 

Kontak :

 Muhidin | Koordinator Survey Release Monitoring YIARI

0858-1115-1211 | bobby@internationalanimalrescue.org

Risanti | Staf Media YIARI

0822-1894-2121 | risanti@internationalanimalrescue.org | etnikunikrisanti@gmail.com

 

 

 

 

 

 

Dukung satwa-satwa dilindungi Indonesia dengan membagikan kisah ini di sosial mediamu atau ikut berdonasi untuk satwa-satwa di pusat rehabilitasi kami dengan mengklik link di sini.

Kabar YIARI

7
Mar 25, 2024

Yuk Kenali Primata Indonesia dengan Status Kritis di Alam!

Kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu Sobat #KonservasYIARI harus kenal dengan primata di Indonesia yang memiliki status Critically Endangered (CR) atau kritis di alam. Primata yang memiliki status konservasi kritis di alam menandakan bahwa primata...

Artikel Terkait